Inovasi

This post is also available in: English

MODIFIKASI METODE PENGAMATAN SATWA ENDEMIK TARSIUS BELITUNG (CEPHALOPACHUS BANCANUS SALTATOR) DENGAN MENGGUNAKAN KAMERA NIGHT VISION

inovasi

PT Pembangkitan Jawa Bali Services Unit PLTU Suge Belitung memiliki komitmen dalam mendukung pelestarian Tarsius Belitung dengan melakukan kegiatan perlindungan keanekaragaman hayati. Tarsius Belitung (Cephalopachus bancanus saltator) merupakan fauna endemik di Pulau Belitung yang juga termasuk dalam IUCN Redlist dengan kategori Vulnerable (VU). Pada tahun 2022, Perusahaan melakukan implementasi program unggulan di bidang Perlindungan Keanekaragaman Hayati yaitu program Modifikasi Metode Pengamatan Satwa Endemik Tarsius Belitung (Cephalopachus Bancanus Saltator) dengan Menggunakan Kamera Night Vision.

Permasalahan Awal
Dalam kegiatan pelestarian Tarsius Belitung di area Taman Keanekaragaman Hayati Kabupaten Belitung dan Hutan Kemasyarakatan Bukit Peramun, selain dilakukan pengamatan dan pemantauan terhadap perkembangan kondisi Tarsius Belitung di area konservasi juga dilakukan pengembangan program wisata Tarsier Watching yang memungkinkan para pengunjung untuk mengamati Tarsius Belitung dari dekat. Sebelum adanya orogram, kegiatan pengamatan Tarsius Belitung di malam hari masih menggunakan lampu senter sebagai sumber penerangan. Cahaya lampu senter ini sangat mengganggu kelangsungan hidup Tarsius Belitung karena sensitivitasnya terhadap cahaya.

Asal Usul Ide Perubahan atau Inovasi
Pengembangan program inovasi Konservasi Tarsius Belitung berupa penggantian penggunaan lampu senter dengan Kamera Night Vision berasal dari perusahaan sendiri dimana ide program ini muncul karena adanya kegiatan pengamatan menggunakan lampu senter yang dapat mengganggu kelangsungan hidup Tarsius Belitung sehingga upaya konservasinya tidak dapat berjalan optimal. Seiring dengan kesadaran masyarakat dan kepedulian Perusahaan terhadap pentingnya menjaga pelestarian Tarsius Belitung untuk menghindari ancaman kepunahan, maka dilakukan inovasi Modifikasi Metode Pengamatan Satwa Endemik Tarsius Belitung (Cephalopachus Bancanus Saltator) dengan Menggunakan Kamera Night Vision dalam kegiatan Tarsier Watching bagi pengunjung.

Perubahan yang dilakukan dari Sistem Lama
Program inovasi Modifikasi Metode Pengamatan Satwa Endemik Tarsius Belitung (Cephalopachus Bancanus Saltator) dengan Menggunakan Kamera Night Vision diselenggarakan melalui penyediaan sarana dan prasarana berupa Kamera Night Vision dan pelatihan kepada masyarakat. Inovasi ini pertama kali diimplementasikan di Indonesia pada Sektor PLTU atau menurut Best Practice 2019-2022 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan belum pernah diimplementasikan di sektor PLTU.


Perubahan Sistem dari Program Inovasi
Program Modifikasi Metode Pengamatan Satwa Endemik Tarsius Belitung (Cephalopachus Bancanus Saltator) dengan Menggunakan Kamera Night Vision berdampak pada perubahan Sub System: Functional Sales dengan penjelasan sebagai berikut.

  • Kondisi sebelum adanya program: Kegiatan pengamatan Tarsius Belitung oleh pengunjung dari program Tarsier Watching yang dilakukan pada malam hari dengan menggunakan lampu senter berdampak pada terganggunya kelangsungan hidup Tarsius Belitung yang sensitif terhadap cahaya.

  • Kondisi setelah adanya program: Penggunaan Kamera Night Vision sangat memudahkan dalam kegiatan pemantauan dan pengamatan Tarsius Belitung pada program Tarsier Watching karena pengamatan dapat dilakukan dari jarak dekat tanpa mengganggu Tarsius Belitung sehingga dapat mengurangi tingkat stres dan kematian Tarsius Belitung.

    Program inovasi ini juga dijadikan sebagai pusat edukasi, dimana wisata “Tarsier Watching” diharapkan dapat menjadi sarana penyebaran informasi, edu wisata yang ramah lingkungan dan membangun kepedulian masyarakat untuk turut serta dalam menjaga kelestarian Tarsius Belitung yang merupakan salah satu satwa endemik di Pulau Belitung.
    Dampak Lingkungan dari Program Inovasi
    Dampak lingkungan yang dihasilkan adalah peningkatan jumlah populasi Tarsius Belitung pada tahun 2023 sebesar 62 Ekor dengan dengan total pendapatan masyarakat dari program eduwisata Tarsier Watching tahun 2022 mencapai Rp 619.850.000 dengan total kunjungan sebanyak 12.397 orang.

  • Perubahan PJBS menjadi PLN Nusantara Power Services