This post is also available in: English
Pemaparan Program 35.000 MW dalam Indonesia Electricity Show 2015
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Munir Achmad membuka Pameran Indonesia Electricity Show (IES) 2015 di Istora, Jakarta (19/3). Munir menyampaikan sambutan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang berhalangan hadir dalam acara tersebut. Dalam sambutannya, Menteri ESDM menyoroti Program 35.000 MW yang merupakan upaya untuk mencapai kedaulatan energi. Agar program ini berhasil, Menteri menyatakan dibutuhkan kerja sama dari seluruh unsur mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, PT PLN (Persero) dan stakeholders dengan mengesampingkan ego sektoralnya.
Menteri melanjutkan jika saat ini pemerintah telah menerbitkan berbagai regulasi dan kebijakan sebagai langkah untuk mempercepat proses pembangunan infrastruktur tenaga listrik terkait Program 35.000 MW, antara lain regulasi mengenai penunjukan dan pemilihan langsung oleh PT PLN (Persero) serta dibentuknya Tim Nasional Pembangunan Pembangkit Listrik 35.000 MW. Menteri berharap Program 35.000 MW dapat meningkatkan rasio elektrifikasi sehingga di akhir tahun 2019, rasio elektrifikasi bisa mencapai 97.35%. Sampai akhir tahun 2014, rasio elektrifikasi Indonesia adalah sebesar 84,30%
Sebelum pembukaan Pameran IES 2015, ada penyampaian paparan singkat oleh Munir Achmad mewakili Kementerian ESDM, Direktur Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Teddy C Sianturi dari Kementerian Perindustrian dan Direktur Perencanaan Industri Agribisnis dan Sumber Daya Alam Hanung Harimba Rahman dari Badan Koordinasi Penanaman Modam (BKPM).
Topik paparan Munir adalah mengenai Program 35.000 MW yang saat ini menjadi perhatian masyarakat. Ia menjelaskan jika dua sampai tiga tahun yang lalu, pertambahan pasokan ketenagalistrikan hanya 2.000-3.000 MW setiap tahunnya. Sementara, untuk lima tahun mendatang pertumbuhan ekonomi diproyeksikan di kisaran 6%-6.5% per tahun.
“Kita mengharapkan pertumbuhan kelistrikan adalah 1.5 kali dari pertumbuhan ekonomi atau sekitar 8%-9% per tahun. Untuk menutupi kebutuhan listrik yang akan datang, setiap tahun kita harus bisa menyediakan daya listrik 7.000 MW,” ujar Munir.
Menurut Munir, hal tersebut mendorong pemerintah dalam mencanangkan Program 35.000 MW untuk lima tahun mendatang, di luar proyek pembangkit yang on going dengan kapasitas 7.900 MW. Munir menjelaskan bahwa total pertumbuhan kelistrikan hingga lima tahun mendatang adalah sebesar 42.900 MW.
Munir menegaskan jika peran swasta sangat besar dalam program ini, terutama terkait dengan pendanaan. Dari 35.000 MW, PLN sanggup membiayai 10.000 MW sementara sisanya akan dibangun oleh swasta. Mengenai pelaksanaan 10.000 MW oleh PLN, Munir menyampaikan jika PLN sudah mulai melakukan perencanaan dan beberapa konstruksi.
Munir menyadari jika ada banyak persoalan yang dihadapi untuk Program 35.000 MW, seperti masalah tanah, perizinan, kesiapan industri, dan lainnya. Namun ia tetap optimis jika program ini dapat dilaksanakan dengan baik. Terlebih dengan adanya berbagai terobosan seperti Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di BKPM yang diharapkan dapat membuat proses perizinan menjadi lebih cepat dan mudah. Menurut Munir, Program 35.000 MW bukan hanya pekerjaan pemerintah, tapi juga seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu Munir mengapresiasi Pameran IES 2015 karena dapat mensinergikan stakeholders yang terkait dengan sektor ketenagalistrikan untuk duduk bersama.
Pameran IES 2015 diselenggarakan oleh Koperasi LEB Ditjen Ketenagalistrikan bekerjasama dengan D’Prada. Peserta pameran berasal dari instansi pemerintah, BUMN, juga perusahaan swasta. Tema yang diusung adalah Akselerasi Pembangunan Ketenagalistrikan untuk Ketahanan Listrik Nasional. Pameran berlangsung sejak tanggal 19 Maret hingga 21 Maret 2015 dan akan diisi dengan berbagai seminar terkait ketenagalistrikan.